Kategori
Kesaksian Pribadi

Salah Satu Pengalaman Terbaik di Tahun 2024

Salah Satu Pengalaman Terbaik di Tahun 2024

SHARING PESERTA KMdNM

Betty Griselda Christine Soemoeljo – Pengurus PMK Bethesda, Fakultas Kedokteran UNDANA

     Ikut menjadi bagian dalam Kamp Medis Nasional Mahasiswa (KMdNM) ke-23 di Bali merupakan salah satu pengalaman terbaik saya di tahun ini. Banyak hal yang saya pelajari dan dapatkan, mulai dari masa-masa persiapan hingga ketika mengikuti semua rangkaian kegiatan KMdNM. Saya benar-benar mengalami dan menikmati pimpinan Tuhan di dalamnya.

    Ketika masa-masa persiapan, tentunya tidak mudah untuk dilalui. Banyak hambatan yang datang silih berganti mulai dari kesibukan kuliah, organisasi dan tender kepanitiaan yang membuat kami sulit untuk menentukan waktu melakukan PA (Pendalaman Alkitab), usaha dana, dan persiapan lainnya. Apalagi setelah memasuki masa-masa liburan, banyak teman peserta yang tidak berada di Kupang sehingga persiapan kami kebanyakan melalui zoom meeting dan untuk usaha dana pun seadanya saja dengan teman-teman yang masih di Kupang. Hal ini yang membuat saya terus khawatir terkait dana yang belum kunjung mencapai atau bahkan mendekati target. Dengan usaha dana yang tidak seberapa, andalan kami hanyalah pada donatur dari proposal yang kami sharingkan ke alumni, dosen, dan orang-orang yang kami kenal dekat. Namun di tengah kekhawatiran itu, kami selalu dikuatkan bahwa Tuhan pasti akan menggenapkan kebutuhan kami untuk mengikuti kamp di Bali. Keyakinan ini yang terus menguatkan saya untuk tetap semangat dalam mempersiapkan diri mengikuti KMdNM.

    Selain sibuk untuk mencari dana, kami juga mulai melakukan PA dari Surat 1 dan 2 Timotius. Biasanya sehabis PA, kami akan melanjutkan dengan rapat terkait sejauh mana dana yang sudah terkumpul, rencana usaha dana yang akan dilakukan, dan sudah berapa banyak donatur yang menanggapi proposal kami. Selain mempersiapkan diri melalui PA, kami juga diminta untuk membaca buku Not A Fan karya Kyle Idleman. Namun kami tidak membaca 1 buku sendiri, tetapi membaginya per orang untuk membaca 2-3 bab lalu dibuat video review.

    Berhubung dari panitia meminta kami untuk menjadi penatalayan di sesi Eksposisi 1, kami juga mulai untuk berlatih walaupun dengan personil yang belum lengkap. Kami juga mulai berlatih menari Tarian Kebalai sebagai penampilan dari kami untuk National Night dan berlatih ragam Ikan Nae di Pante untuk memimpin ragam di acara National Night. Tentunya kami berlatih dengan personil yang belum lengkap juga, namun tidak masalah karena kami merekam proses latihan kami dan meminta teman-teman yang tidak bisa ikut untuk menonton dan berlatih sendiri, hingga nantinya akan kami latih bersama saat sudah bertemu di Bali.

    Tidak terasa waktu untuk KMdNM sudah tiba. Saya, Kak Mellen, Kak Devid dan Kak Ikcam yang sebelumnya sudah berada di tempat KMdNM untuk mengikuti KNPM (Konsultasi Nasional Pelayanan Medis) akhirnya bisa bertemu dengan teman-teman yang lain. Tentunya senang dan bersyukur kami semua boleh menjadi bagian dari peserta KMdNM XXIII di Bali. Setelah melalui berbagai pergumulan bersama maupun pribadi, Tuhan tetap memimpin dan menyertai kami semua untuk mengikuti kegiatan ini. Bahkan dana yang menjadi pergumulan utama kami, sudah Tuhan cukupkan untuk semuanya. Mulai dari uang tiket pulang-pergi, uang kontribusi peserta hingga uang untuk city tour yang pada awalnya ingin kami batalkan. Oleh karena itu, tentunya momen ini tidak boleh kami sia-siakan, namun harus kami manfaatkan sebaik mungkin untuk menjalin relasi dengan teman-teman PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) dari daerah lain dan belajar banyak hal dari pemateri-pemateri yang ada.

    Selama di sana banyak sesi yang kami ikuti. Mulai dari Eksposisi Alkitab, Kapita Selekta, Seminar pilihan, Panel Diskusi dan berbagai kegiatan menarik lainnya. 1 hal penting yang saya dapatkan dari KMdNM adalah bagaimana kami sebagai calon tenaga medis masa depan melihat pekerjaan kami sebagai ladang untuk menyebarkan Kabar Keselamatan (menjadi dokter yang profesional dan misioner). Saya senang dan bersyukur teman-teman yang lain juga mendapat insight baru melalui KMdNM. Kami saling sharing terkait apa yang kami pelajari selama mengikuti kegiatan ini dan apa yang mau kami lakukan sepulang dari kegiatan ini. Ada yang ingin melanjutkan menjadi pengurus di PMK dalam kepengurusan berikutnya, ada yang mau menjadi PKTB (Pemimpin Kelompok Tumbuh Bersama/Kelompok Pemuridan), ada yang mau lebih rajin ber-KTB dan lain sebagainya. Semoga apa pun yang sudah kami dapatkan di KMdNM boleh kami terapkan di kehidupan kami sehari-hari dan setiap hal yang menjadi komitmen kami terus dilaksanakan dengan tekun.

Baca berita lengkap tentang pelaksanaan KMdNM di www.perkantasntt.org/kamp-medis-nasional-mahasiswa-kmdnm-xxiii-2024/

Kategori
Kesaksian Pribadi

Tuhan yang Memilih, Mengutus dan Memperlengkapi

Tuhan yang Memilih, Mengutus dan Memperlengkapi

SHARING PESERTA EARC 2024

  Terpujilah Tuhan, Sang Pemilik Pelayanan yang telah mempercayakan kita untuk melayani Dia. Tidak hanya mempercayakan, tetapi Ia juga memperlengkapi dan menyertai kita di dalam mengerjakan Amanat Agung-Nya.

    Shalom, saya Mahendra Candra Tualaka, salah seorang mahasiswa di Kota Kupang yang dipercayakan Tuhan untuk melayani-Nya sebagai Tim Pembimbing Siswa (TPS) dan mendampingi pelayanan di SMAN 1 Kupang. Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman kepada rekan-rekan sekalian tentang bagaimana saya menikmati penyertaan Tuhan dalam hidup.

Beberapa waktu lalu, Perkantas NTT mengutus saya bersama salah seorang rekan mahasiswa dan 2 orang staf dari Perkantas NTT untuk mengikuti event yang diselenggarakan di Thailand pada tanggal 3-9 Juli 2024. Event ini bernama East Asia Regional Conference atau disingkat EARC. Tentu ini menjadi kesempatan yang sangat menarik dan menggiurkan bagi saya karena bisa ikut serta dalam event yang bisa dikatakan bergengsi, bisa mengunjungi luar negeri, bertemu banyak teman baru, dan hal-hal menarik lainnya. Namun di sisi lain, ini juga merupakan kesempatan yang cukup menantang bagi saya karena di dalam mempersiapkannya harus melalui proses yang tidak gampang, sebab membutuhkan dana yang tidak sedikit dan karena ini event yang dilaksanakan di luar negeri maka skill berbahasa Inggris merupakan hal yang penting.

    Awal terpilih jujur saya cukup terkejut hingga timbul pertanyaan dalam benak “mengapa saya?”, karena masih banyak teman lain yang lebih mampu baik secara finansial maupun skill berbahasa Inggris dibanding saya. Rasa penolakan terhadap diri sendiri menjadi pergumulan setiap hari yang membuat saya terkadang ingin lari dari tanggung jawab. Pertanyaan ini terus muncul hingga akhirnya di dalam pergumulan yang ada, saya menemukan bahwa mungkin ini cara Tuhan untuk semakin memperlengkapi saya dalam melayani-Nya dan tentu di dalamnya ada cara-cara Tuhan untuk menolong saya menghadapi setiap pergumulan yang ada.

    Ketika saya bergumul berkaitan dengan dana dalam jumlah yang tidak sedikit untuk kontribusi peserta dan juga membeli perlengkapan pribadi, souvenir dan lain sebagainya, Tuhan menjawabnya dengan memberi saya pekerjaan. Namun tidak hanya sampai di situ, tantangan lain muncul ketika dana kontribusi yang sudah terkumpul dari hasil kerja hilang dicuri. Pada titik ini saya merasa putus asa namun tetap percaya untuk melihat pimpinan Tuhan di balik tantangan yang ada.

    Saya juga bergumul dengan ijin dari orang tua dan juga pihak kampus, yang mana pihak kampus tidak memberi ijin dan malah menyuruh saya untuk mengambil cuti karena saya ada dalam masa menjalani kuliah praktek di lapangan. Dengan berbagai kesulitan yang ada, orang tua pun tidak memberi ijin kepada saya untuk mengikuti kegiatan ini.

    Semua tantangan ini datang dalam waktu yang bersamaan dan sebagai manusia yang lemah dan terbatas, rasa putus asa itu semakin besar dalam diri saya. Sempat ada perasaan ingin melarikan diri, menghindar untuk datang ke Perkantas dan ikut dalam pertemuan tim karena takut berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan dari kakak-kakak staf di Perkantas berkaitan dengan progres persiapan yang ada. Namun di dalam semuanya itu, saya bersyukur Roh Kudus terus menggerakkan saya agar tetap berteguh dalam iman dan percaya bahwa Dia sudah mengutus saya dan Dia pasti menolong saya.

    Hingga H-3 keberangkatan, saya masih bergumul tentang dana. Sampai saat itu, progres persiapan saya untuk mengikuti EARC bisa dikatakan masih 10%. Namun benar, bahwa tangan Tuhan tidak pernah terlambat untuk menolong saya. Melalui hambanya yaitu salah seorang kakak Staf Perkantas, Tuhan menjawab segala pergumulan dan keraguan di hati saya. Setelah mengikuti doa pengutusan dalam perayaan HUT Perkantas NTT yang ke-35 pada tanggal 29 Juli 2024, Kakak Staf tersebut memberi sejumlah dana kepada saya. Ketika pulang sampai di rumah dan melihat uang ini, saya menangis tersedu-sedu karena melihat kebesaran Tuhan di dalam segala ketidaklayakan saya. Tuhan teramat baik dan mengasihi saya, dia berdaulat atas seluruh hidup saya.

    Atas pimpinan Tuhan, orang tua memberi ijin kepada saya untuk mengikuti kegiatan ini. Tuhan juga menolong saya melalui kakak-kakak staf Perkantas Kupang yang memberikan surat ijin ke pihak kampus dan atas kebesaran Tuhan, pihak kampus memberikan ijin kepada saya.

    Hari pertama mengikuti kegiatan, saya merasa enggan berbicara dengan teman-teman peserta karena takut tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik. Pada saat makan malam, saya memilih duduk sendiri di pojokan untuk menghindari komunikasi dengan orang lain. Namun saya terus berdoa meminta hikmat dan pimpinan dari pada Tuhan. Atas kemurahan dan kebesaran-Nya, memasuki kegiatan di hari ke-2 dan seterusnya saya dimampukan Tuhan untuk mengikuti setiap sesi kegiatan dengan baik, memahami materi-materi yang disampaikan oleh orang-orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa dan berani berkomunikasi dengan orang lain.

    Bersyukur untuk keikutsertaan dalam kegiatan EARC yang semakin memperlengkapi dan menolong saya melihat panggilan Tuhan untuk melayani Dia, terkhususnya melayani siswa/siswi di kota Kupang supaya mengenal dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, hidup berpengharapan di dalam Dia serta hidup memberkati sesama untuk kemuliaan-Nya. Di dalam pergumulan melewati segala proses persiapan yang ada, saya melihat bahwa Tuhan Maha Besar, Dia berdaulat atas seluruh hidup saya termasuk di dalam segala ketidaklayakan saya. Pada akhirnya, segala hormat dan kemuliaan hanya bagi nama Tuhan. Ia yang telah memilih dan mengutus saya, dan Ia pula yang terus menyertai dan memperlengkapi saya di dalam melayani-Nya.

     Kiranya sharing saya ini dapat mendorong dan memotivasi rekan-rekan pembaca sekalian untuk terus hidup berpengharapan kepada Tuhan, serta memberi diri untuk menjadi alat bagi kemuliaan nama-Nya. Tuhan Yesus memberkati…

Baca berita tentang pelaksanaan EARC di www.perkantasntt.org/east-asia-regional-conference-earc-2024/