MELAYANI SEPERTI HAMBA

Shalom sobat Perkantas. Perkenalkan saya Ady Richard, alumni dari Perkantas Kefa, dan saat ini bekerja sebagai seorang ASN di Kementrian Kesehatan RI. Awal saya mengenal Tuhan ketika saya berada di bangku kuliah dan bergabung dengan Perkantas. Namun setelah menyelesaikan kuliah, saya mulai sibuk dengan urusan saya sendiri dalam mencari pekerjaan dan lain sebagainya, akibatnya saya mulai jarang aktif di pelayanan Perkantas hingga akhirnya saya mulai kehilangan jejak Tuhan.

Setelah lulus kuliah saya sempat bekerja di sebuah klinik, namun karena kecelakaan motor sehingga saya harus berhenti bekerja. Tahun 2014 ketika kondisi saya sudah mulai pulih, saya kembali mencari pekerjaan dan bersyukur di awal tahun 2015 saya diterima bekerja sebagai tenaga kontrak di Kemenkes RI dan ditempatkan di Kota Kalabahi, Alor.  Selanjutnya pada tahun 2017 saya dipindah tugaskan ke perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste tepatnya di Desa Napan, sebuah desa yang berbatasan langsung dengan Oekusi, Timor Leste.

Selama berproses menjadi seorang tenaga kontrak di daerah perbatasan saya belajar banyak hal, terutama belajar menemukan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan saya. Tuhan kembali mempertemukan saya dengan kaka-kaka dari Perkantas Kefa yang mendorong, menyemangati dan membuat saya begitu yakin bahwa bertumbuh dalam Tuhan itu sangat penting. Saya percaya bahwa Tuhan memakai mereka untuk membawa saya kembali dekat kepada-Nya. Akhirnya di tahun 2019, saya dipercaya untuk melayani sebagai Ketua Alumni di Perkantas Kefa. Di sana saya diberi kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang konteks pelayanan. Satu hal yang saya selalu ingat adalah ketika kita berkomitmen untuk melayani maka kita siap menerima segala konsekuensi, dalam artian bahwa kita harus siap untuk melayani seperti seorang hamba.

Mata hati, iman dan pikiran saya menjadi terbuka ketika ada dalam dunia pelayanan, bahwa ketika berada dalam Tuhan, meskipun diperhadapkan dengan banyak tantangan namun kita akan selalu mendapat perlindungan yangsejatinya berasal dari Tuhan. Saya mengakui bahwa dalam dunia pelayanan, karakter, iman dan attitude saya dibentuk secara perlahan–lahan. Saya menjadi orang yang lebih sabar, tidak mudah marah dan realistis. Saya betul–betul menikmati proses bertumbuh dalam Tuhan. Yang paling utama ketika saya mengenal Tuhan lebih dekat adalah saya belajar bahwa inti/esensi Kekristenan kita adalah ketika kita bangga dengan salib yang kita pikul. Orang Kristen harus beryukur karna ada salib. Jadi jangan selalu mengeluh ketika kita memikul salib. Ketika banyak ujian hidup datang, saya merasa selalu ada kekuatan dan semangat baru yang ada dalam diri saya sendiri.

Waktu pun berganti dan pada akhir tahun 2021, tepatnya tanggal 31 Desember saya dinyatakan lulus sebagai ASN di Kementerian Kesehatan RI, tempat di mana saya berproses selama 5 tahun. Saya merasa bahwa Tuhan itu luar biasa, Dia memberikan sesuatu tepat pada waktuNya, tidak pernah terlambat dan tidak terlalu cepat. Semua tepat dan indah pada waktu-Nya. Ketika saya sudah merasa siap dalam iman, cara berpikir dan bertingkah laku maka berkat itu pun datang dengan sendirinya. Ada rasa syukur yang tak pernah habis.

Dalam profesi saya saat ini sebagai seorang Perawat di Kantor Karantina Kesehatan, saya berusaha untuk melayani sebagai seorang hamba yang selalu memberi diri secara total dan professional. Saya berusaha menjadi berkat bagi orang lain sebagai seorang hamba Allah sesuai dengan apa yang telah saya pelajari selama berada dalam dunia pelayanan Perkantas, bahwa ketika melayani itu bukan untuk jadi bos tapi untuk menjadi seorang hamba.

Semoga tulisan saya ini menjadi berkat bagi rekan-rekan yang membaca. Terima kasih, Tuhan Yesus berkati.