KASIH YANG MENGUBAHKAN

Kejadian 50:15-21

Seorang yang mempunyai relasi yang baik dengan Tuhan, akan nampak dari kerendahan hatinya ketika ia bertingkah laku dan bertutur kata. Keadaan sulit yang melanda hidupnya membuat ia akan tetap berusaha menjaga konsistensi imannya yang sungguh-sungguh taat kepada Allah, meskipun penderitaan, kesulitan bahkan hinaan melanda hidupnya.  Untuk mencapai titik ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan bagi setiap orang percaya yang telah dimerdekakan oleh darah Kristus.  Butuh usaha lebih! Kesetiaan, ketaatan dan komunikasi yang intim serta penyertaan Tuhan atas setiap suka duka pengalaman hidup yang dialami merupakan bagian dari rencana Tuhan untuk mendewasakan imannya dan membentuk pribadinya agar semakin teguh serta menguatkan iman percayanya bahwa dalam segala keadaaan, Allah berdaulat dan merancangkan sesuatu yang indah dalam hidupnya.

Saudara-saudara, Kasih Allah melampui segala akal pikiran manusia yang terbatas karena dosa. Kasih Allah juga yang menyelamatkan manusia dari jurang maut menuju jalan keselamatan yang kekal. Kasih Allah pula yang mengubah penindasan, kejahatan serta dendam kebencian menjadi kasih persaudaraan yang rukun dan saling mengasihi, serta mengampuni satu dengan yang lain. Melalui firman ini kita belajar dari seorang tokoh bernama Yusuf yang bersikap sebagai Murid Kristus yang sejati. Kita dapat melihat bagaimana Yusuf berhikmat dalam merespon setiap keluh kesah dari saudara-saudaranya, ia tetap menunjukan kasihnya terhadap mereka, ia tidak menaruh dendam dan membalaskan kejahatan yang pernah dibuat saudara-saudaranya, bahkan tidak membinasakan mereka. Ia menunjukan bagaimana seorang Murid Kristus mengutamakan dan memohon pengampunan yang sejati dari Tuhan bukan dari dirinya sendiri. Bahkan ia dengan berbelas kasih menangisi perbuatan jahat yang pernah dilakukakan saudara-saudaranya kepadanya, dan dengan kerendahan hati membawa hidup mereka pada pengakuan dan meminta pengampunan dari Tuhan. Ia tetap melihat dan percaya kepada Tuhan bahwa segala sesuatu yang telah terjadi dalam hidupnya dan yang telah membentuk hidupnya sekarang, semuanya karena rencana Tuhan. Tidak ada lagi dendam dan tangisan dukacita bersalah yang membentengi persaudaraan mereka. Kasih Allah telah mengahapus air mata mereka dan mengubahnya menjadi sukacita sejati penuh damai sejahtera.  Kasih Allah yang telah menyertai hidup mereka dan membawa mereka dalam ikatan keluarga yang rukun untuk menjadi kesaksian bagi mereka dan untuk semua orang yang dikasihinya.

Kasih Allah telah nyata bagi setiap orang yang percaya kepada kedaulatan dan otoritasNya, bukan sebagai suatu kejadian yang direka-rekakan untuk tujuan semata. Seperti yang tertulis dalam kitab Kejadian 50:20 yang berbunyi “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi pada saat ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”.  Ya…. KasihNya telah nyata bagi kita umat manusia, bahwa oleh karena begitu besar kasihNya kepada kita, DIA telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk penebusan dan keselamatan umat manusia. Karena kasihNya yang besar, Allah dalam Yesus Kristus telah menjadi manusia, datang ke dalam dunia menjadi sama dengan manusia kecuali dosa, mengasihi kita orang berdosa serta mendamaikan kita dengan Allah.

Yesus Kristus adalah kasih paling agung yang dikorbankan bagi manusia. Begitu pula dengan Kasih Allah yang nyata dalam skenario hidup Yusuf, seorang anak buangan yang diangkat menjadi penguasa di Mesir serta diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Kasih Allah telah menghapus dosa, untuk memperbaiki relasi persaudaraan antara Yusuf dengan saudara-sauadaranya. Kasih Allah yang membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi Yusuf, saudara-sauadaranya dan semua orang yang taat pada perintaNya. Oleh karena itu saudara-sauadara, marilah kita mensyukuri akan kasih Allah yang mengalir dalam hidup kita selama kita masih diberikan kesempatan untuk hidup dan berkarya di dunia ini. Dengan iman kita percaya bahwa Allah dalam segala kemahakuasaanNya yang memegang kendali dalam menentukan arah kehidupan kita sejak dahulu, sekarang dan sampai selamanya. Amin